Sejarah bangunan Kota Jakarta

 

Batavia, yang dikenal sebagai JAKARTA Sunda Kelapa atau Jakarta, meninggalkan banyak jejak bersejarah yang layak untuk dikunjungi. Untuk itu, berwisata ke Jakarta tidak akan lengkap tanpa mengunjungi banyak bangunan dan tempat bersejarah.

 Jakarta dikenal sebagai kota pelabuhan ketika disebut Sunda Kerapa. Hingga saat ini, Pelabuhan Sunda Kerapa memiliki fungsi yang  berbeda dari sebelumnya.

 Nama Sunda Kerapa telah diubah menjadi Jayakarta. Hal ini ditandai dengan berdirinya kota Jayakarta oleh Pangeran Fatahillah pada tanggal 22 Juni 1527. Tanggal ini kemudian ditetapkan sebagai tanggal berdirinya kota Jakarta.

 Pada masa penjajahan Belanda, Jayakarta diubah menjadi Batavia. Banyak bangunan modern dibangun selama periode ini, beberapa di antaranya masih dapat dikunjungi hingga saat ini. Di bawah ini adalah daftar delapan bangunan tua  Belanda yang masih ada di Jakarta.

 1. Hotel Sriwijaya



 Awalnya, hotel di Conrad Alexander Willem Cavadino (CAW Cavadino) adalah sebuah restoran. Cavadino membuka restoran, toko roti / gula-gula dan toko ritel pada tahun 1863. Lokasi usaha ini dibangun  di sudut Rijswijk (sekarang Jalan Veteran) dan Citadelweg (sekarang Jalan Veteran I).

Bisnis telah berkembang selama sembilan tahun. Pada tahun 1872 restoran Cavadino diubah menjadi Hotel Cavadino. Banyak orang Belanda dan orang Eropa lainnya tinggal di Batavia.

Hotel Cavadino  bertahan hingga tahun 1898, pada tahun 1899 ketika hotel tersebut berganti nama menjadi Hotel du Lion d'Or. Pada tahun 1941 hotel ini berganti nama menjadi Park Hotel lagi.

 Pada pertengahan 1950-an, nama hotel diubah menjadi Hotel Sriwijaya hingga saat ini. Sejak tahun 1975, Hotel Sriwijaya  dimiliki oleh Al Jufri. Akibat pelapukan kayu jati, perlu dilakukan perombakan bangunan lama  pada tahun 1999.

2. Menara Syahbandar

https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/8/89/Watchtower_Sunda_Kelapa.jpg/300px-Watchtower_Sunda_Kelapa.jpg


Sebelum tempat ini menjadi menara, menjadi benteng Cuylenburg pada abad ke-16. Benteng itu kemudian dihancurkan dan diubah menjadi menara. Sebelumnya, menara ini dibangun oleh pemerintahkolonial Belanda sekitar tahun 1839 dan dikenal dengan nama Uitkijk. Menara ini berfungsi sebagai tempat untuk memantau kapal-kapal yang masuk dan keluar  kota Batavia melalui jalur laut.

 Selain itu, Menara Syahbandar  juga digunakan sebagai kantor pabean untuk memungut pajak atas barang-barang yang dibongkar di Pelabuhan Sunda Kelapa. Menara Syahbandar setinggi 12 meter dan dapat mengunjungi 3 lantai. Di lantai pertama adalah monumen batu yang menandai kedatangan seorang pedagang Cina abad ke-17. Prasasti itu menunjukkan titik nol Batavia atau Jakarta saat itu.

Naik ke atas, Anda akan menemukan banyak kotak kaca  asli berusia hampir satu setengah abad dengan teropong. Teropong ini  digunakan untuk memantau kapal. Lantainya juga memiliki banyak jendela besar khas bangunan tua. Lantai atas memantau kapal yang melewati jalur perdagangan dari dan ke kota Batavia. Dari lantai atas, Anda bisa melihat pemandangan di sekitar Menara Shabander, antara lain jembatan, bioskop pertama, monumen Pantura, dan museum bahari.

3.  Gedung Kesenian Jakarta

https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/c/c9/Gedung_Kesenian_Jakarta%2C_2018.jpg


 Gedung Kesenian Jakarta merupakan gedung tua  bersejarah pemerintah Belanda yang  masih berdiri kokoh di Jakarta. Bangunan tersebut merupakan bangunan Neo-Renaissance yang dibangun pada tahun 1821 di Weltevreden, yang kemudian dikenal sebagai Teater Schubergwertevreden, sebuah bangunan komedi.

Gedung Kesenian Jakarta adalah tempat  seniman dari seluruh nusantara memamerkan karya seni seperti teater, drama, film dan sastra. Gedung Kesenian Jakarta terletak di Jl. Gedung Kesenian 1, Jakarta Pusat.

 4. Kota tua

Dikenal juga sebagai Museum Fatahira di kawasan Kotatua, museum ini menjadi saksi sejarah kota Jakarta. Dibangun pada tahun 1707 dengan nama Stadhuis atau Balai Kota Batavia, bangunan ini merupakan bahan dari logam, kain, batu, kristal, gerabah, kertas dan tulang yang memberikan sejarah kota Jakarta dari  zaman pra kolonial Belanda hingga saat ini.

5.  Museum Wayang

                                 https://www.mitramuseumjakarta.org/img/wayang/sliders/1.png

Museum Wayang terletak di sebuah gedung  gereja tua yang didirikan VOC pada tahun 1640 dengan nama "De Oude Hollandsche Kerk". Bangunan ini dibuka sebagai museum boneka pada 13 Agustus 1975  oleh Gubernur DKI Jakarta Alisa Dikin.

Komentar

Postingan Populer